Tidak hanya jadi perhiasan, emas juga digunakan sebagai hiasan makanan. Meskipun kini sedang tren, sebenarnya hal ini sudah ada sejak abad pertengahan.
Banyak produsen makanan berlomba-lomba membuat dessert termahal di dunia dengan menaburkan emas dalam segala bentuk kreasi mereka. Seperti bubuk emas, daun emas ataupun serpihan emas. Hal ini memebri kesan makanan tersebut sangat mahal.
Saat ini, emas banyak diaplikasikan pada cokelat paling eksklusif hingga jajanan kaki lima seperti donat dan es krim.
Baca Juga: Satu Sendok Teh Kaviar Bercampur Emas 22 Karat Ini Dihargai Rp 400 Juta
Foto: Istimewa |
Di Paris, Ladurée menawarkan teh dan macaron yang dibungkus emas. Dan di Le Meurice, hotel pâtissier Cedric Grolet, menawarkan Rubik's Cube cake yang dilapisi dengan daun emas.
Februari lalu, department store Tokyo Shinjuku Isetan juga menawarkan sushi yang digulung dengan daun emas dengan harga sekitar $ 125 (Rp 1.667.660) per potongnya.
Banyak orang berpikir bahwa emas merupakan ramuan terbaru di dunia masakan, namun seperti yang dilansir dari www.abc.net.au (4/9), sejarah menghias makanan dengan emas sudah ada sejak abad pertengan di Eropa.
Emas digunakan dalam masakan pada abad pertengahan. Buku resep manuskrip berbahasa Inggris abad ke 15 memberikan resep untuk tart dengan buah kering. Dengan instruksi agar menghiasinya dengan almond yang ditutupi daun emas.
Sebuah resep Prancis kontemporer dari resep abad pertengahan, Le Viandier juga menawarkan resep untuk ayam panggang, yang dihiasi dengan bola daging yang ditutupi daun emas atau perak.
Foto: Istimewa |
Pada abad pertengahan, emas, perak dan batu mulia seperti berlian, batu rubi, safir dan zamrud, selalu dikaitkan dengan berbagai kebajikan dan kekuatan misterius. Kualitas emas tersebut akhirnya dialihkan ke makanan saat memasak.
Baca Juga: Gyoza Besar Berlapis Daun Emas Ini Lambangkan Keberuntungan
Koki abad ke-15, Duke of Savoy, Maistre Chiquart, memberikan instruksi pada buku masak 1420 cara membuat kaldu ayam restorasi untuk seorang bangsawan yang memilih barang berharga ditambahkan ke dalam sajiannya.
Emas dan permata tentu saja tidak bisa ditelan. Untuk itu, Chiquart membungkus dan mengikat emas dan perak dengan aman dalam linen putih bersih.
Tidak hanya itu, pada jamuan makan yang diberikan untuk menghormati Pangeran Capua, menu yang ada pada buku masak Italia abad ke 15, yang dikenal sebagai Cuoco Napoletano. Berupa
hidangan daging asin rebus, ham, lidah dan mortadella yang semuanya ditutupi emas.
Bukan hanya Eropa, selama berabad-abad, daun emas atau perak juga merupakan hiasan standar pada makanan penutup dan permen di India, terutama untuk pesta pernikahan dan festival keagamaan.
Foto: Istimewa |
Sesaat, kita akan berpikir bahwa menambahkan emas ke dalam makanan merupakan pemborosan. Karena pelanggan menelan sesuatu yang sebenarnya tidak untuk dimakan.
Namun, kekuatan emas pada makanan yang memesona dan mengesankan tidak terbantahkan. Terutama di zaman ketika tampilan dan keterampilan cenderung diprioritaskan. Emas ditujukan untuk memperindah makanan dan menambah nilai jual.
Baca Juga: Cappuccino dan Pizza Bertabur Emas Ini Jadi Makanan Termahal Sedunia!
(odi/adr)http://ift.tt/2fdD7aE