Semarang terkenal dengan kota Lumpia, kota Bandeng Presto ya teman-teman jika kita membahas kulinernya. Namun masih banyak sebenernya kuliner khas Semarang yang bisa di coba, jika teman-teman berkunjung ke Semarang ya. Salah satunya olahan yang berbahan dasar Babat, Iso , dkk...alias Jerohan sapi..hihi. Di Semarang ini banyak warung makan yang berlauk Babat dkk, dari Nasi Pecel, Gudeg, dll..kok banyak di sediakan Lauk Babat dkk nya.
Nah salah satu olahan berbahan Babat dll itu adalah Nasi Goreng babat & Babat Gongso. Di Semarang tak terhitung jumlah penjual Nasi Goreng Babat Iso yang legendaris. Nah beberapa waktu lalu, *Masternya pencicip Nasi Goreng..siapa lagi kalau bukan Yodha..hihi..ngajakin untuk mencoba dan mencicipi semua Nasi goreng yang terkenal di Semarang. Setelah mencoba berbagai tempat, akhirnya pilihan kami saaat ini jatuh ke 4 Warung Nasi Goreng legendaris favorit kami di Semarang yang sudah kami coba..dan dapat nilai 10 sama Yodha..hahah. Bahkan ada yang dapat nilai 10 lebih katanya..hahah. dasar Yodha memang pecinta Nasi Goreng Babat.
Jadi aku akan ulas satu persatu ya teman-teman...nasi goreng favorit Yodha yang dia suka dan memang punya ciri khas tersendiri, walau rasanya setara enaknya. Aku tulis yang pertama, Nasi Goreng Babat pak Taman, yang warungnya hanya buka hingga sore, di Jl. Stadion Kidul, dekat Stadion Diponegoro di daerah sekitar Mangun Sarkoro. Dulu sebelumnya pernah ke situ kesorean udah tutup, jadi tadi kita kembali lagi waktu makan siang, ternyata memang ramai juga. Jadi Warung ini cukup unik, berbeda dengan Warung lain yang buka sore hingga malam. Di sini buka hingga sore aja. Warungnya sederhana saja, namun di situlah uniknya. Nasi Goreng Babat Iso, Paru, dll, di masak oleh tangan terampil ibu-ibu paruh baya yang sepertinya sudah puluhan tahun kali ya membuat Nasi goreng di wajan wok besi yang membuat rasa Nasi gorengnya memang khas..hihi. Rasanya seperti Nasi goreng ala rumahan..dan kita makan masakan ibu kita gitu lho teman-teman jika kita makan di situ.
Babatnya empuk, nggak amis sama sekali, dan banyak bagian yang tebal dan putih, jadi buat teman-teman yang nggak berani makan Babat karena geli lihat bentuknya yang seperti Handuk..hahah..di sini nggak keliatan kok. Keliatan seperti daging putih aja. Isonya juga empuk..nggak amis. Tadi Yodha coba Nasi goreng, aku cicip sedikit punya dia..enak memang. Rasa bumbunya pas, nggak kurang, nggak berlebihan. Mungkin akan lebih nendang jika pesan pedas kali ya..sayangnya Yodha tadi pesannya tidak pedas.
Di setiap warung Nasi Goreng Babat, pasti tersedia juga menu Gongso. Bisa berupa Babat Gongso, Paru Gongso dll. Aku suka penasaran rasa Gongso di setiap warung Nasi Goreng seperti ini. Dan rasanya memang juara juga Gongsonya. Rasanya pas..pas pedes gurih dan manisnya tidak berlebihan. Kadang ada juga Babat Gongso yang terlampau manis, itu aku kurang suka, karena malah neg rasanya. Kalau ini Gongsonya enak..pas sesuai seleraku. Jika teman-teman mau mencoba resep Gongso, aku juga sudah sering kok membuat sendiri. Resep Gongso silahkan di lihat di webku ini ya..sudah ada.
Begini penampakan Babat Gongso itu ya teman-teman. Jadi Babat atau jerohan lain yang sudah di rebus matang, di iris kecil-kecil, lalu di tumis dengan tumisan bumbu yang terasa gurih, pedas dan manis. Warnanya kemerahan coklat, karena memakai kecap manis juga. Sungguh menggugah selera ya...hihi. Seporsi Babat Gongso biasanya dalam piring kecil saja. Ya malah kebeneran ya, selain karena harga Babat dkk juga cukup mahal, lebih enak juga porsi kecil..jadi kan kita cukup nyicip aja dikit, nggak kelebihan kolesterol..hahah. Ah..susah memang kalau jadi food blogger menghindari sama sekali makanan beginian, lha walau cuma dikit kan tetap harus icip-icip jika kulineran atau lagi masakin buat suami atau anak..lol..!
Okeh dech, semoga bermanfaat sedikit infonya ya teman-teman...dan selamat berwisata kuliner di Semarang, ntar aku lanjut ke postingan part 2, 3, dan 4 ya untuk 4 Nasi Goreng legendaris di Semarang pilihan keluarga kami...hihi...yaitu Pak Taman, Pak Hengky, Pak Sumarsono dan Pak Karmin, tapi yang di pusatnya yang di Mberok. Kalau cabangnya yang Pak Karmin berbeda rasanya dari yang pusatnya. Oke... Happy long weekend semua. Selamat berlibur ya..jangan lupa..cicipi kuliner khas daerah tempat teman-tean berlibur ya..untuk memperkaya wawasan citarasa...:D