TRIBUNTRAVEL.COM - Komunitas Sobat Budaya merilis Peta Kuliner Nusantara di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia yang dapat di akses di situs http://ift.tt/1ks1NJ2.
Peta Kuliner Nusantara ini dirilis berdasarkan hasil penelitian dari Bandung Fe Institute, Research Center for Complexity di Surya University.
"Hebatnya makanan Indonesia selain ada bahannya yang bermacam-macam, yang menarik juga ada filosofi atau cerita di baliknya. Kalau dipisah, hilang keseruan tradisi Indonesia," kata Presiden Bandung Fe Institute, Founder Sobat Budaya, Hokky Situngkir saat acara peluncuran Peta Kuliner Nusantara di kantor BukaLapak, Sabtu (26/11/2016).
Lewat proses pengumpulan data, Komunitas Sobat Budaya berhasil mengumpulkan 1.458 resep hidangan masakan dan minuman nusantara.
"Dicek dengan disiplin ilmu antropologi, kebanyakan makanan di Indonesia membutuhkan 10 bumbu, terdapat 10 persen bumbu umum yang hampir selalu ada di resep masakan, dan lima persen bumbu yang unik," kata Hokky.
Dalam kesempatan yang sama, Hokky memaparkan diperlukan waktu tiga tahun untuk mencicipi makanan Indonesia yang berbeda setiap hari.
Misalnya hidangan sate, butuh waktu dua bulan makan malam untuk dapat selesai mencicipi seluruh jenis sate di Indonesia, dan butuh waktu tujuh bulan untuh mencicipi minuman Indonesia jika minum satu jenis per hari.
"Gunanya bukan hanya untuk pecinta makanan, apa yang lebih enak daripada kita makan dan kita tahu cerita di baliknya? Kita harus melihat budaya dan tradisi sebagai informasi. Karena kalau sudah menjadi informasi maka akan menjadi data. Dari data akan menjadi inovasi, banyak hal yang bisa dilakukan dari sana," kata Hokky.
Komunitas Sobat Budaya sendiri berdiri dari tahun 2008, bergerak mengumpulkan data tekait budaya Indonesia.
Selain kuliner nusantara, juga ada alat musik, cerita rakyat, motif kain, musik dan lagi, naskah kuno, dan prasasti, ornamen, pakaian dan permainan tradisional, produk arsitektur, ritual, seni pertunjukan, senjata dan alat perang, tarian, tata cara pengobatan yang terkumpul dalam 33 ribu data. (Kompas.com/Silvita Agmasari)
http://ift.tt/2gGbLLR