Bayi lahir dalam kondisi sehat dan normal pasti menjadi harapan setiap ibu yang sedang menjalani masa kehamilan. Harapan sama juga ada pada pasangan (suami) dan anggota keluarga yang lain. Wajar bila apa-apa yang menyangkut pada ibu hamil sangat diperhatikan. Mulai dari kondisi fisik, psikologi hingga makanan yang diasup.
Pokoknya, selama masa kehamilan berat badan harus naik. Demi menaikkan berat badan, ada juga yang mengambil pilihan untuk meningkatkan porsi makanan manis dan berlemak. Es krim, masakan bersantan, dan daging menjadi, misalnya.
Tapi, sudah tahukan Anda tentang bahaya mengonsumsi makanan manis dan berlemak bila terlalu sering dikonsumsi oleh ibu hamil?
//
Merujuk hasil studi yang dilakukan oleh sejumlah penelitian di Universitas Cambridge, baru-baru ini, ditemukan fakta bahwa proses metabolisme tubuh ibu hamil akan terganggu bila banyak mengonsumsi makanan tinggi gula dan tinggi lemak. Kesimpulan tersebut diperoleh setelah tim peneliti menganalisa tikus hamil yang diberi makanan berkadar gula tinggi dan lemak tinggi.
Dua jenis makanan itu ternyata merusak toleransi gula dan kepekaannya terhadap insulin-hormon pengendali tingkat gula darah-di dalam tubuh. Mereka meyakini hal itu juga mungkin berlaku terhadap ibu hamil yang terlalu banyak mengonsumsi makanan berkandungan gula tinggi dan lemak tinggi.
Yang juga tak kalah mengkhawatirkan, kondisi tersebut juga akan memungkinkan bayi yang dilahirkan, besarnya nanti, memiliki risiko tinggi terkena penyakit gula (diabetes) tipe 2. Yaitu, kegemukan (obesitas), gangguan jantung dan atau pembuluh darah. Resiko terkena penyakit itu juga berlaku bagi ibu hamil pasca-melahirkan.
//
Hasil lainnya, penyimpangan proses metabolisme akibat terlalu sering mengonsumsi jenis makanan tersebut juga berpotensi menyebabkan gangguan asupan gizi pada janin selama masa kehamilan.
Untuk meningkatkan berat badan selama proses kehamilan, ibu hamil disarankan untuk banyak mengonsumsi buah, sayur, dan ikan. Namun, selama masa kehamilan, ibu hamil tidak boleh makan lemak daging, kue, roti atau es krim. Semua makanan tersebut tetap boleh dikonsumsi dengan syarat jumlahnya tidak boleh berlebihan dan terlalu sering. (County Food/Yudha Putra Kusuma)